PENDARAHAN POSTPARTUM

Waspadai Pendarahan setelah Melahirkan
Perdarahan selalu menyertai proses persalinan dan pasca persalinan. Namun bila kondisi perdarahan melebihi batas normal sehingga menyebabkan perubahan tanda vital sang ibu seperti, lemas, keringat dingin, menggigil, nafas terasa cepat dan dangkal, nado cepat, tekanan darah 90 mmHg, hal ini akan terlihat setelah 24 jam bayi lahir, dan hal inilah yang akan menimbulkan masalah.



Perdarahan terdiri dari dua macam. Pertama, anemia yang diakibatkan perdarahan yang terjadi secara terus menerus sehingga membuat keadaan ibu menjadi lemah, menurunnya daya tahan tubuh, serta dapat mengakibatkan infeksi pada masa nifas. Kedua, jika perdarahan ini tidak segera dihentikan, maka dapat mengakibatkan kematian bagi sang ibu.

Secara medis, beberapa penyebab terjadinya perdarahan pasca persalinan terdapat empat macam keadaan, yaitu :
Rahim tak berkontraksi (Atonia Uteri)
Apabila bayi telah selamat keluar dari perut ibu, maka secara normal otot-otot rahim segera berkontraksi (mengerut) dan berretraksi (memendek) dalam proses pengeluaran ari-ari. Hal ini akan menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara otot-otot rahim akan terjepit. Dan proses inilah yang akan menghentikan perdarahan. Keadaan atonia uteri yang menjadi penyebab paling utama perdarahan setelah melahirkan.

Adapun penyebab atonia uteri yaitu, kerja rahim yang tidak efektif dalam persalinan, termasuk persalinan yang salah dari dokter atau bidan, kelelahan akibat terlalu lama dalam proses melahirkan, hamil kembar, janin yang besar, tumor dalam rahim (misalnya mioma uteri), fungsi rahim yang kurang baik, dan lain.
Plasenta yang masih tertahan di dalam rahim (Retensio Plasenta)
Beberapa menit setelah bayi lahir, kemudian dilakukan proses pelepasan plasenta dari dinding rahim tempat melekatnya. Jika plasenta telah dilepas dan terletak di bagian bawah rahim, rahim akan terjadi kontraksi serta retraksi dan perdarahan segera berhenti. Kemudian plasenta bisa dilahirkan apabila sang ibu mengejan atau dengan bantuan tekanan pada rahim dari dokter atau bidan. Jika 1 jam plasenta belum lahir setelah janin lahir, akibatnya perdarahan tidak bisa dihindari lagi.

Plasenta yang belum lepas dari dinding rahim, bisa disebabkan karena kontraksi rahim yang kurang kuat untuk melepaskannya, ari-ari melekat sangat kuat di dinding rahim sampai ke otot-otot rahim, bahkan bisa menembus sampai lapisan terluar rahim.

Keadaan lainnya, jika plasenta yang telah lepas dari dinding rahim tetapi belum juga keluar, hal ini dikarenakan tidak adanya usaha melahirkannya, baik dari pihak ibu maupun dokter atau bidan. Atau karena salah penanganan dari dokter atau bidan, sehingga terjadi lingkaran konstriksi (lingkaran pengerutan) pada bagian bawah rahim, dan akibanya menghalangi keluarnya plasenta.

Tanda rahim masih berfungi baik beberapa saat setelah bayi lahir, ibu akan merasakan bagian perut sakit atau terasa mulas dan merasa ingin mengejan atau ingin melahirkan lagi. Meskipun plasenta telah lahir, his atau kontraksi rahim tetap berlangsung dan tinggi, namun frekeunsinya sudah berkurang. Namun keadaan ini masih wajar dan normal sehingga perdarahan nifas bisa teratur dan terkontrol.
Terlukanya jalan lahir
Perdarahan yang hebat dapat juga terjadi dari robekan jalan lahir yang dialami selama melahirkan, baik yang normal maupun caesar. Apabila ari-ari telah lahir (keluar dari rahim), sedangkan rahim masih berkontraksi dengan baik (ibu masih terasa mulas), namun darah yang keluar banyak, tentunya Anda menduga kemungkinan terjadinya robekan jalan lahir. Untuk menghentikannya, segera dilakukan jahitan pada tempat-tempat yang robek.
Kelainan darah yang diderita sang ibu
Wanita hamil sangatlah rentan terhadap berbagai penyakit terutama yang berkaitan dengan darah. Dan hal inilah yang menyebabkan perdarahan pasca persalinan, meskipun keadaan ini jarang terjadi.

Terdapat suatu keadaan, yaitu kegagalan pada proses pembekuan darah, sehingga kondisi inilah yang bisa mengakibatkan perdarahan tidak dapat dihentikan.